Manfaat Layang-Layang

Tentu semua tahu tentang permainan yang satu ini, bukan saja anak-anak yang gemar memainkannya, orang dewasa pun sangat menyukainya. Tak heran bila sering diadakan festival layang-layang di berbagai daerah.

Layang-layang atau layangan atau sebagian wilayah menyebutnya wau (di sebagaian wilayah Semenanjung Malaya) adalah merupakan lembaran berbahan tipis berkerangka yang diterbangkan ke udara dan terhubungkan dengan tali atau benang ke daratan oleh pengendali. Selain sebagai mainan, layang-layang memiliki manfaat lain yang lebih berguna untuk manusia.


Layang-layang ini memanfaatkan kekuatan hembusan angin sebagai pengangkatnya. Benda yang satu ini, dikenal luas di seluruh dunia sebagai alat permainan, alat bantu memancing atau menjerat, bisa juga menjadi alat bantu penelitian ilmiah serta media energi alternatif.





ANEKA LAYANG-LAYANG dan Manfaatnya
Terdapat berbagai tipe layang-layang permainan dan yang paling umum adalah layang-layang hias (dalam bahasa Betawi disebut Koang) dan layang-layang aduan (laga).
Terdapat pula layang-layang yang diberi sendaringan yang dapat mengeluarkan suara karena hembusan angin.

Sebagai  Bagian Ritual
Layang-layang laga biasanya dimainan oleh anak-anak pada masa pancaroba karena biasanya angin berhembus kuat pada masa itu.



Di beberapa daerah di Nusantara, layang-layang dimainkan sebagai bagian dari ritual tertentu, biasanya terkait dengan proses budidaya pertanian.

Layang-layang paling sederhana terbuat dari helai daun yang diberi kerangka dari bambu dan diikat dengan serat rotan. Layang-layang semacam ini masih dapat dijumpai di Sulawesi.
Di duga pula, beberapa bentuk layang-layang tradisional Bali berkembang dari layang-layang daun karena bentuk ovalnya yang menyerupai daun.

Alat Bantu Memancing
Di Jawa Barat, Lampung dan beberapa tempat di Indonesia ditemukan layang-layang yang dipakai sebagai alat bantu memancing.
Layang-layang ini terbuat dari anyaman daun sejenis anggrek tertentu dan dihubungkan dengan mata kail.






Untuk Menangkap Kelelawar
Di Pangandaran dan beberapa tempat lain, layang-layang dipasangi jerat untuk menangkat kalong atau kelelawar.

Alat Bantu Penelitian
Penggunaan layang-layang sebagai alat bantu penelitian cuaca telah dikenal sejak abad 18.
Contoh yang paling terkenal adalah ketika Benjamin Franklin menggunakan layang-layang yang terhubung dengan kunci untuk menunjukkan bahwa petir membawa muatan listrik.

Alat Penghemat Bahan Bakar
Layang-layang raksasa dari bahan sintetis sekarang telah dicoba menjadi alat untuk menghemat penggunaan bahan bakar kapal pengangkut.
Pada saat angin berhembus kencang, kapal akan membentangkan layar raksasa seperti layang-layang yang akan menarik kapal, sehingga menghemat pengguanan bahan bakar.