3 Penyebab Pecahnya Perang Diponegoro

Pangeran Diponegoro adalah putra dari Sultan Hamengku Buwono III yang bernama asli Raden Mas Ontowiryo.

Sejak kecil, beliau sangat benci Belanda karena pada saat itu Belanda selalu bertindak semana-mena terhadap rakyat.

3 Penyebab Pecah Perang Diponegoro

  • Rakyat sangat menderita karena harus membayar bermacam-macam pajak.
  • Para raja menjadi sangat kecewa karena wilayah kekuasaannya dipersempit.
  • Belanda tanpa izin keluarga Pangeran Diponegoro, membuat jalan yang menerjang makam leluhur Pangeran Diponegoro.




Perang Diponegoro berlangsung dari tahun 1825 - 1830 yang dipimpin langsung oleh Pangeran Diponegoro dibantu oleh :
  • Kyai Mojo.
  • Sentot Prawirodirjo.
  • Dan Mangkubumi.

Sedangkan dari pihak Belanda dibantu oleh:
  • Pati Danudirjo.
  • Kapten J. de Kock.






Pahlawan Tetap Dikenang


Sementara siasat tang dipakai oleh Pangeran diponegoro adalah siasat perang gerilya dan pihak Belanda menerapkan siasat perang yang bernama siasat benteng.

Sang Pangeran adalah pemimpin yang sangat sulit ditangkap oleh Belanda. Karena sulit inilah akhirnya Belanda ingin mengelabui Pangeran Diponegoro dengan alasan genjatan senjata. Namun ternyata setelah Pangeran Diponegoro muncul, gencatan senjata hanyalah kedok dan akhirnya sang pangeran ditangkap.

Agar tidak berulah lagi di tanah jawa, Belanda mengasingkannya ke Manado kemudian dipindah ke Makasar. Dan di Makasar inilah beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir pada tanggal 8 Januari 1855.

Gajah mati meninggalkan gading, bangsa Indonesia tetap mengenangpribadi dan perjuangan Pangeran Diponegoro kepada bangsa Belanda. Beliau salah satu pahlawan nasional yang namanya tetap akan eksis sepanjang masa.