Kisah Pangeran Diponegoro Kebal Peluru

Siapa yang tak kenal dengan pahlawan nasional yang satu ini, Pangeran Diponegoro.

Diponegoro lahir pada tanggal 11 November 1785 di keraton Yogyakarta pada waktu menjelang fajar di bulan jawa Sura dan weton jumat wage. Nama kecil beliau sebenarnya adalah Raden Mas Mustahar.

Pangeran Diponegoro adalah seorang yang tegas namun welas asih ke sesama.
Beliau sangat ditakuti karena kebiasaannya yang menjatuhkan kutukan kepada orang yang mengingkari janji atau yang suka berkhianat.


Hal ini sejalan dengan perilaku spiritualnya akibat penguasaan agama dan kebiasaan laku tapa brata.

Kisah perjuangan Pangeran Diponegoro memang sangat melegenda.
Suatu keberanian yang sangat luar biasa ditunjukkan beliau beserta pengikutnya dalam menghadapi penjajah membuat kisahnya tak pernah lekang oleh waktu.

Lihat saja, di setiap pelosok tanah Jawa banyak sekali makam-makam yang ada kaitannya dengan Pangeran Diponegoro. Para pengikutnya rupanya telah turut serta menyebarkan agama Islam ke pelosok-pelosok.






Bukan main.
Barang-barang milik pribadi Pangeran Diponegoro ternyata dianggap memiliki kekuatan sehingga disita oleh Belanda karena bisa membahayakan.
Dalam masa pengasingannya, sisa makanan dari Pangeran Diponegoro dianggap dapat menyembuhkan macam-macam penyakit karena terdapat karomah beliau.

Kebal Peluru

Dalam medan tempur, beliau diyakini kebal peluru.
Bukan omong kosong belaka ternyata ada yang pernah melihatnya selama Pangeran Diponegoro di medan tempur.




Pada saat beliau memasuki pekarangan benteng Belanda, beliau ditembaki namun tak ada bekas luka sama sekali. Padahal ada banyak yang melihat kalau beliau tertembak di dada kiri serta lengannya.

Meskipun banyak dugaan dan spekulasi, namun itulah kenyataannya seperti yang dinyatakan oleh "Pater Carey" yang telah melakukan riset selama 30 tahun dalam bukunya yang berjudul "Kuasa Ramalan".