5 Urut-Urutan Tari Piring

Dalam sebuah sajian tari, iringan merupakan salah satu unsur terpenting. Karena dengan suatu iringan, akan dapat menghasilkan suatu irama yang enak. Dengan irama, maka gerakan akan tercipta dan bisa dinikmati.

Irama dan gerak ini adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dengan adanya irama, maka suatu gerakan bisa diciptakan dengan lebih sempurna.

Tarian tercipta karena gerak dan irama.

Iringan memberi gambaran pada gerakan tari. Gerak yang lemah lembut bisa diiringin dengan iringan yang lembut pula. Gerakan-gerakan yang lincah dapat diiringi dengan musik yang dinamis.

Iringan juga menggambarkan watak tarian. Dalam suatu tari, iringan dapat berupa alat musik lengkap, alat musik sederhana, hentakan kaki, teriakan, siulan bahkan nyanyian.

Nah, kali ini ada suatu tari yang berasal dari Sumatra Barat yang bernama Tari Piring. Bagaimana urut-urutan gerakan dari tari piring ini, berikut jawabannya.

5 Urut-Urutan Tari Piring




1. Salam.

Gerak salam ini terdiri dari lima gerak yang menggambarkan lima tahap persembahan, yaitu:
a. Menyerahkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memohon izin kepada bumi yang diinjak.
c. Meminta kepandaian untuk berpikir.
d. Memohon agar segalanya disatukan dengan hati (gerak kedua tangan menangkup di dada).
e. Memohon ampun dan maaf jika ada kesalahan.

2. Pemanasan.

Dalam bagian ini, penari menggerakkan tangan dengan irama cepat dan ringan. Posisi penari bisa duduk atau berdiri. Saat pemanasan mulai terdengar iringan musik.




3. Bagian inti.

Vocal mulai didendangkan mengiringi tarian. Jika tarian mulai membosankan, penyanyi berhenti menyanyi lalu berkomentar "Sudah cukup menarinya, atau tarianmu membosankan."
Setelah itu, dilanjutkan dengan tarian berikutnya.

4. Menubjukan keahlian (akrobatik).

Pada bagian ini, ditampilkan ketrampilan para penari. Mereka menari di atas piring, bara api yang menyala, tukar menukar piring antar penari.

5. Salam Jo Sambah.

Sebelum masuk ke bagian ini, penyanyi akan mengatakan "Sudah Berhenti". Kemudian iringan musik berhenti dan penari melakukan sembah sebagai penutup.

Pada tari piring, penari sangat bergantung pada penyanyi. Di desa, pada saat musimpanen padi banyak orang berkumpul dan makan bersama. Pada saat tulah tari piring ditampilkan.

Piring-piring yang dipakai makan bersama dipakai untuk menari. Tari ini dimeriahkan pula oleh suara batu akik dan cincin yang beradu.