Kejayaan Kerajaan Sriwijaya Sebagai Pusat Penyebaran Agama Budha

Agama dan kebudayaan Budha dan Hindu ini masuknya ke Indonesia dalam waktu yang hampir bersamaan. Ada beberapa kerajaan yang dipengaruhi baik oleh agama Hindu maupun Budha.

Bahkan ada peninggalan sejarah yang membuktikan bahwa kedua agama tersebut hidup secara berdampingan dalam suatu kerajaan. Ini merupakan sebuah contoh yang baik.





Kerajaan-kerajaan yang mempunyai ciri baik Hindu maupun Budha, antara lain adalah kerajaan:
- Mataram Lama di Jawa Tengah.
- Singasari di Jawa Timur.
- Sriwijaya di Sumatera Selatan.

Nah kerajaan Sriwijaya inilah yang akan dibahas sedikit di sini, yang merupakan pusat agama Budha di Indonesia. Kerajaan Sriwijaya sudah dikenal pada tahun 682 M.

Pada mulanya, Sriwijaya ini hanyalah kerajaan kecil biasa saja. Namun setelah dikendalikan oleh Prabu Dapunta Hyang, kerajaan Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan besar.


Dapunta Hyang berhasil memperluas daerah kekuasaannya dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Wilayah kekuasaannya menjadi lebih luas.

Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya ketika dipimpin oleh Raja Balaputrdewa. Letak Sriwijaya ini sangat strategis bagi pelayaran, yaitu di dekat selat Malaka dan selat Sunda.

Sriwijaya menjadi kerajaan maritim yang besar serta lengkap denganarmada yang kuat. Situasi yang aman bagi pelayaran, membuat banyak kapal asing singgah di pelabuhan Sriwijaya.
Maka, sejak saat itu Sriwijaya menjadi pusat perdagangan.






Kerajaan Sriwijaya juga dikenal sebagai pusat agama Budha dan hal tersebut telah diceritakan oleh seorang pendeta Budha yang bernama I-tsing yang pernah tinggal di Palembang.

Banyak candi dan kuil agama Budha didirikan. Di Sriwijaya juga terdapat perguruan tinggi agama Budha. Mahaguru yang terkenal bernama Sakyakitri.

Sriwijaya juga menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi Nalanda di India. Sriwijaya banyak mengirimkan mahasiswanya ke tempat tersebut. Raja Sriwijaya membantu memperbaiki kuil di Kanton, Cina pada awal abad ke-11 M.